Pada tangannya selalu terpegang tanda stop sebagai penahan laju kendaraan yang hendak menerobos perlintasan kereta api tanpa palang pintu.
Maspatum namanya, nenek berusia 70 tahun itu puluhan tahun sudah dengan setia menjaga perlintasan kereta api di Kemang, Serang.
40 tahun sudah Maspatum tinggal di Kemang, Serang. Ia pun menempati sebidang lahan milik PT. KAI yang tak jauh dari perlintasan kereta tanpa palang pintu tersebut.
Nenek yang dipanggil Patum itu pun mempunyai inisiatif menjaga perlintasan bahkan di saat bulan Ramadhan sekalipun untuk mengingatkan para pengendara yang hendak melintas.
“Sekarang itu keretanya melintas 24 jam. Saya mah niatnya untuk ibadah, kasihan dengan nyawa orang,” ujar Nek Patum, Selasa (13/6/2017).
Dirasakan Nek Patum, sebelum tahun 2000, menjaga perlintasan kereta tidak selelah sekarang. Sebab, dulu kereta hanya melintas dua kali di pagi dan sore hari, berbeda dengan sekarang yang melintas hampir satu jam sekali.
“Nenek mah gak ada yang nyuruh, gak ada yang melarang. Kalau ada yang ngasih, nenek terima. Tapi kalau gak ada juga gak apa-apa,” ucap dia.
“Manusia itu sama semuanya, umat Allah, mau Cina mau Belanda. Bagaimana kalau mereka tidak ada yang mengingatkan terus tertabrak,” lanjut dia.
Berkat pengabdiannya itu, Nenek Patum pun pernah diajak umroh. Namun ia tidak mengetahui siapa atau pihak mana yang mengajaknya umroh.
Sumber : rancahpost